Bab 2
Menghitung
Risiko Usaha
A. Pengertian Risiko
Risiko adalah sesuatu yang selalu
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak
diduga atau yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan
kejadian yang merugikan.
Dari pemahaman
tentang risiko, bahwa setiap pengusaha dalam pengambilan keputusan selalu
berkaitan dengan perilaku, yaitu sebagai berikut:
1. Pengambilan risiko berkaitan dengan
kepercayaan pada diri sendiri
2. Pengambilan risiko berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi
3. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan diri sendiri
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
besar kecilnya suatu risiko, diantaranya sebagai berikut:
1. Eksposur, yaitu berkaitan dengan
peluang
2. Waktu, yaitu berkaitan dengan jarak
atau waktu tempuh
3. Rentan, yaitu berkaitan dengan tahan
lama suatu barang
B.
Macam-Macam Risiko
Pengelompokan berbagai risiko dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:
1. Risiko Berdasarkan Akibat yang
Ditimbulkan
a. Risiko spekulatif, yaitu jenis risiko
yang akibatnya selain merugikan dapat juga memberi keuntungan.
b. Risiko murni, yaitu jenis risiko yang
akibatnya hanya mendatangkan kerugian dan terjadinya risiko tersebut tanpa
disengaja.
c. Risiko fundamental, yaitu jenis
risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderitapun cukup banyak.
2. Risiko Berdasarkan Penyebabnya
a. Risiko keuangan, yaitu jenis risiko
yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan.
b. Risiko opersional, yaitu jenis risiko
yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional, seperti faktor manusia,
teknologi, dan alam.
3. Risiko Berdasarkan Sumbernya
a. Risiko Internal, yaitu jenis risiko
yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
b. Risiko eksternal, yaitu jenis risiko
yang berasal dari luar perusahaan.
Dari berbagai macam
risiko tersebut, ada beberapa kelompok risiko yang mungkin terjadi dalam suatu
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1. Risiko Teknis
Risiko ini dapat terjadi sebagai
akibat kekurangmampuan seorang manajer atau wirausaha dalam mengambil suatu keputusan.
2. Risiko Pasar/Pesaing
Risiko ini terjadi sebagai akibat
produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ternyata kurang laku,
bahkan tidak laku dipasar. Produk yang tidak laku tersebut karena telah kuno (absolensence), dan seorang manajer tidak
mengikuti perubahan selera dan keinginan konsumen sehingga dapat terjadi
kerugian yang terjadi terus menerus dan penerimaan (revenue) yang diperoleh pun akan terus menurun.
3. Risiko Kredit
Risiko ini terjadi sebagai akibat
dari debitor tidak membayar pinjaman sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
Ketidaktepatan janji yang telah disepakati antara kreditor dan debitor, akan
mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan bank (kreditor) terhadap debitor
sehingga dikemudian hari akan sulit untuk mendapatkan modal pinjaman kembali.
4. Risiko Alam
Risiko ini terjadi di luar kendali
atau pengetahuan setiap orang sebagai akibat ketidakpastian. Namun, risiko ini
kemuungkinan untuk terjadinya kecil sehingga dianggap tidak ada.
Adapun setiap orang berbeda-beda
dalam menghadapi sebuah risiko. Akibatnya, muncullah teori yang menjelaskan
sikap setiap orang terhadap risiko (utility
theory), yaitu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kelompok orang yang tidak senang akan
risiko (risk avert).
2. Kelompok orang yang tidak berpengaruh
apapun dengan adanya risiko (indifferent
to risk).
3. Kelompok orang yang senang menghadapi
risiko (risk taker).
C.
Identifikasi Risiko
Penanganan setiap risiko harus
dimulai dengan mengidentifikasi risiko-risiko yang selalu dihadapi perusahaan atau
sebuah usaha.
Adapun cara mengidentifikasi risiko
di dalam perusahaan, yang pertama perlu dipahami, yaitu sebagai berikut:
1. Tempat
Risiko dapat diidentifikasi di empat
tempat utama dalam perusahaan yaitu:
a. Barang (bahan baku yang digunakan
sebagai input produksi);
b. Orang (sumber daya yang mengelola
untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dituntut oleh perusahaan);
c. Uang (kebutuhan untuk membayar
kewajiban-kewajiban);
d. Prosedur (aturan-aturan pelaksanaan
pekerjaan).
2. Kejadian
Kejadian pada barang yang merugikan
dapat berupa hilang, rusak, tidak sesuai, usang, atau tidak berkualitas. Pada
orang-orang risikonya seperti sakit, cedera, meninggal, keluar, mogok dan demo.
Adapun pada uang, dapat hilang, dicuri, diselewengkan, tidak tertagih, dan
berubah nilainya. Untuk yang terakhir, yaitu prosedur adanya kesalahan atau
telah usang.
3. Penyebab
Macam-macam
penyebab terjadinya suatu kejadian:
a. Manusia
b. Alam
c. Teknologi
d. Aturan
e. Pasar
D. Analisis Risiko dalam Menjalankan Usaha
Analisis risiko dalam menjalankan usaha meliputi:
1. Analisis Aspek Keuangan (Finansial)
Modal/aspek keuangan pada hakekatnya
merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha, sedangkan salah satu kunci
keberhasilan usaha bukan terletak pada banyaknya modal, tetapi jumlah modal
yang tepat dan penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu, jumlah modal yang
dibutuhkan harus sesuai dengan hal-hal berikut:
a. Tingkat keuntungan yang diperoleh.
b. Kemampuan mengembalikan pokok utang
dan bunga.
c. Potensi pasar dan konsumen.
d. Selaras dengan penggunaan uang
(modal) itu sendiri.
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis keuangan, yaitu:
a. Melakukan analisis kepekaan (sensitivity analysis);
b. Menghitung biaya modal investasi dan
modal kerja;
c. Menghitung biaya operasi;
d. Menghitung proyeksi pendapatan;
e. Membuat modal aliran dana (cash flow);
f. Menentukan kriteria keekonomian suatu
proyek, melalui:
1) Nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV)
2) Laju pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR)
3) Periode pengembalian (payback period)
Adapun risiko-risiko
usaha dalam aspek keuangan, yaitu:
a. Adanya biaya produksi yang
berlebihan;
b. Adanya biaya perusahaan yang
berlebihan;
c. Adanya utang perusahaan yang besar;
d. Adanya pinjaman yang berlebihan;
e. Adanya suku bunga valuta asing dan
risiko komoditas.
2. Analisis Aspek Risiko Sumber Daya
Manusia (SDM)
Analisis
risiko sumber daya manusia meliputi:
a. Risiko eksekutif puncak dengan
pekerja inti dalam perusahaan;
b. Risiko dalam hubungan industri dan
perselisihannya;
c. Risiko para karyawan perusahaan;
d. Risiko tidak beretika di dalam
bekerja dan cara berbisnis.
3. Analisis Aspek Potensi Pasar
Riset aspek pasar adalah pengumpulan,
pencatatan analisis secara sisitematis atas informasi yang berkaitan dengan
pasaran produk potensi pasar.
Manfaat riset pasar bagi seorang
wirausaha diantaranya:
a. Mengenali persoalan pada potensi
pasar
b. Memperoleh informasi dan fakta
tentang potensi pasar;
c. Mengenali lebih jauh tentang potensi
pasar;
d. Mengurangi resiko usaha/bisnis.
4. Analisis Aspek Produk
Analisis
aspek produk terhadap risiko-risikonya, adalah sebagai berikut:
a. Risiko terhadap daya saing produk
yang sejenis/modelnya.
b. Risiko karena ketinggalan
teknologinya.
c. Risiko karena penarikan kembali
produk-produk yang ditawarkan dipasar karna kualitas yang tidak sesuai dengan
keinginan konsumen.
d. Risiko karena adanya pemasok tidak
mentaati komitmen yang mereka buat.
Agar risiko produk dapat dihilangkan,
maka wirausaha harus dapat
melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Memeriksa proses produksi.
b. Membuat produk yang dapat
diidentifikasikan.
c. Memberikan informasi kepada konsumen
tentang keunggulan produk.
d. Menindak lanjuti keluhan-keluhan para
konsumen.
e. Mengevaluasi para pemasok barang.
Tujuan wirausaha mengadakan pengembangan produknya, yaitu:
a. Memenangkan persaingan produk.
b. Memenuhi kebosanan konsumen terhadap
produk.
c. Mencegah kebosanan konsumen terhadap
produk.
d. Meningkatkan jumlah penjualan
terhadap konsumen.
e. Mendayagunakan sumber-sumber
produksi.
5. Analisis Aspek Pelanggan
Analisis
aspek pelanggan terhadap perubahan perilaku pelanggan, yaitu:
a. Wirausaha harus waspada atas sikap
pelanggan terhadap respon produk yang akan dibeli;
b. Adanya pengembalian pembelian produk
oleh pelanggan akan meningkat;
c. Adanya penjualan produk kepada
pelanggan merupakan bukti keberhasilan usaha;
d. Wirausaha harus memeriksa, apakah ada
penurunan dalam penjualan produk;
e. Wirausaha harus menambah kontak
dengan para pelanggan baru;
f. Wirausaha harus cepat mengambil
tindakan untuk mengembalikan situasi negatif (kecenderungan penurunan penjualan
produk/jasa).
Wirausahawan diharapkan berusaha
meminta kepada para pelanggan yang merasa puas atas produknya, agar mereka
dapat merekomendasikan produk/jasanya kepada orang lain/kepada orang yang
mempergunakan jenis produk yang sama.
6. Analisis Aspek Pesaing
Strategi yang dipakai wirausaha untuk
memenangkan persaingan pasar, di antaranya:
a. Kualitas produk yang memuaskan
konsumen;
b. Pelayanan terhadap konsumen;
c. Harga produk yang disukai konsumen.
Unsur yang penting dalam aspek persaingan yaitu:
a. Harus memusatkan kegiatannya pada
segi-segi yang tidak mungkin dilakukan oleh para pesaing;
b. Harus dapat menyesuaikan desain
produk;
c. Strategi pemasaran (penentuan harga
dalam memenangkan persaingan).
7. Analisis Aspek Bahan Baku/Bahan
Produksi
Dalam menganalisis aspek bahan
baku/bahan produksi wirausaha harus mempertimbangkan:
a. Tersedianya bahan baku secara
kontinue;
b. Sifat bahan baku yang dihasilkan;
c. Kemudahan dalam mendapatkan bahan
baku produksi;
d. Tenaga kerja yang ada hubungannya
dengan bahan baku produksi.
8. Analisis Aspek Pemasaran
Unsur-unsur
analisis aspek pemasaran:
a. Strategi bersaing yang diterapkan;
b. Kegiatan pemasaran melalui bauran
pemasaran;
c. Segmentasi pasar dan posisi produk di
pasar;
d. Nilai penjualan produk di pasar;
e. Market share
yang dikuasai perusahaan.
Hasil analisis yang
menjadi pemicu dalam risiko aspek pemasaran, yaitu;
a. Adanya kinerja produk yang rendah;
b. Adanya kegagalan dalam mengembangkan
produk;
c. Adanya perang harga produk di pasar;
d. Adanya perubahan permintaan terhadap
produk di pasar;
e. Adanya masalah distribusi produk yang
tidak lancar;
f. Adanya promosi produk yang kurang
efektif;
g. Adanya pemalsuan merek produk;
h. Adanya kebijakan pemerintah yang
tidak tepat di dalam dunia usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar