Minggu, 08 Desember 2013

Bab 2 Menghitung Risiko Usaha



Bab 2
Menghitung Risiko Usaha
A.  Pengertian Risiko
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan.
      Dari pemahaman tentang risiko, bahwa setiap pengusaha dalam pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan perilaku, yaitu sebagai berikut:
1.     Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri
2.     Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi
3.     Pengetahuan  realistik mengenai kemampuan diri sendiri
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi besar kecilnya suatu risiko, diantaranya sebagai berikut:
1.     Eksposur, yaitu berkaitan dengan peluang
2.     Waktu, yaitu berkaitan dengan jarak atau waktu tempuh
3.     Rentan, yaitu berkaitan dengan tahan lama suatu barang

B.   Macam-Macam Risiko
Pengelompokan berbagai risiko dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:
1.   Risiko Berdasarkan Akibat yang Ditimbulkan
a.     Risiko spekulatif, yaitu jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga memberi keuntungan.
b.     Risiko murni, yaitu jenis risiko yang akibatnya hanya mendatangkan kerugian dan terjadinya risiko tersebut tanpa disengaja.
c.      Risiko fundamental, yaitu jenis risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderitapun cukup banyak.
2.   Risiko Berdasarkan Penyebabnya
a.     Risiko keuangan, yaitu jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan.
b.     Risiko opersional, yaitu jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional, seperti faktor manusia, teknologi, dan alam.
3.   Risiko Berdasarkan Sumbernya
a.     Risiko Internal, yaitu jenis risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
b.     Risiko eksternal, yaitu jenis risiko yang berasal dari luar perusahaan.
Dari berbagai macam risiko tersebut, ada beberapa kelompok risiko yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1.   Risiko Teknis
Risiko ini dapat terjadi sebagai akibat kekurangmampuan seorang manajer atau wirausaha dalam mengambil suatu keputusan.
2.   Risiko Pasar/Pesaing
Risiko ini terjadi sebagai akibat produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ternyata kurang laku, bahkan tidak laku dipasar. Produk yang tidak laku tersebut karena telah kuno (absolensence), dan seorang manajer tidak mengikuti perubahan selera dan keinginan konsumen sehingga dapat terjadi kerugian yang terjadi terus menerus dan penerimaan (revenue) yang diperoleh pun akan terus menurun.
3.   Risiko Kredit
Risiko ini terjadi sebagai akibat dari debitor tidak membayar pinjaman sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Ketidaktepatan janji yang telah disepakati antara kreditor dan debitor, akan mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan bank (kreditor) terhadap debitor sehingga dikemudian hari akan sulit untuk mendapatkan modal pinjaman kembali.
4.   Risiko Alam
Risiko ini terjadi di luar kendali atau pengetahuan setiap orang sebagai akibat ketidakpastian. Namun, risiko ini kemuungkinan untuk terjadinya kecil sehingga dianggap tidak ada.
Adapun setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah risiko. Akibatnya, muncullah teori yang menjelaskan sikap setiap orang terhadap risiko (utility theory), yaitu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.     Kelompok orang yang tidak senang akan risiko (risk avert).
2.     Kelompok orang yang tidak berpengaruh apapun dengan adanya risiko (indifferent to risk).
3.     Kelompok orang yang senang menghadapi risiko (risk taker).

C.   Identifikasi Risiko
Penanganan setiap risiko harus dimulai dengan mengidentifikasi risiko-risiko yang selalu dihadapi perusahaan atau sebuah usaha.
Adapun cara mengidentifikasi risiko di dalam perusahaan, yang pertama perlu dipahami, yaitu sebagai berikut:
1.   Tempat
Risiko dapat diidentifikasi di empat tempat utama dalam perusahaan yaitu:
a.     Barang (bahan baku yang digunakan sebagai input produksi);
b.     Orang (sumber daya yang mengelola untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dituntut oleh perusahaan);
c.      Uang (kebutuhan untuk membayar kewajiban-kewajiban);
d.     Prosedur (aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan).
2.   Kejadian
Kejadian pada barang yang merugikan dapat berupa hilang, rusak, tidak sesuai, usang, atau tidak berkualitas. Pada orang-orang risikonya seperti sakit, cedera, meninggal, keluar, mogok dan demo. Adapun pada uang, dapat hilang, dicuri, diselewengkan, tidak tertagih, dan berubah nilainya. Untuk yang terakhir, yaitu prosedur adanya kesalahan atau telah usang.
3.   Penyebab
Macam-macam penyebab terjadinya suatu kejadian:
a.     Manusia
b.     Alam
c.      Teknologi
d.     Aturan
e.     Pasar

D.  Analisis Risiko dalam Menjalankan Usaha
Analisis risiko dalam menjalankan usaha meliputi:
1.   Analisis Aspek Keuangan (Finansial)
Modal/aspek keuangan pada hakekatnya merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha, sedangkan salah satu kunci keberhasilan usaha bukan terletak pada banyaknya modal, tetapi jumlah modal yang tepat dan penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu, jumlah modal yang dibutuhkan harus sesuai dengan hal-hal berikut:
a.     Tingkat keuntungan yang diperoleh.
b.     Kemampuan mengembalikan pokok utang dan bunga.
c.      Potensi pasar dan konsumen.
d.     Selaras dengan penggunaan uang (modal) itu sendiri.
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis keuangan, yaitu:
a.     Melakukan analisis kepekaan (sensitivity analysis);
b.     Menghitung biaya modal investasi dan modal kerja;
c.      Menghitung biaya operasi;
d.     Menghitung proyeksi pendapatan;
e.     Membuat modal aliran dana (cash flow);
f.       Menentukan kriteria keekonomian suatu proyek, melalui:
1)    Nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV)
2)    Laju pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR)
3)    Periode pengembalian (payback period)
Adapun risiko-risiko usaha dalam aspek keuangan, yaitu:
a.     Adanya biaya produksi yang berlebihan;
b.     Adanya biaya perusahaan yang berlebihan;
c.      Adanya utang perusahaan yang besar;
d.     Adanya pinjaman yang berlebihan;
e.     Adanya suku bunga valuta asing dan risiko komoditas.
2.   Analisis Aspek Risiko Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis risiko sumber daya manusia meliputi:
a.     Risiko eksekutif puncak dengan pekerja inti dalam perusahaan;
b.     Risiko dalam hubungan industri dan perselisihannya;
c.      Risiko para karyawan perusahaan;
d.     Risiko tidak beretika di dalam bekerja dan cara berbisnis.
3.   Analisis Aspek Potensi Pasar
Riset aspek pasar adalah pengumpulan, pencatatan analisis secara sisitematis atas informasi yang berkaitan dengan pasaran produk potensi pasar.
Manfaat riset pasar bagi seorang wirausaha diantaranya:
a.     Mengenali persoalan pada potensi pasar
b.     Memperoleh informasi dan fakta tentang potensi pasar;
c.      Mengenali lebih jauh tentang potensi pasar;
d.     Mengurangi resiko usaha/bisnis.
4.   Analisis Aspek Produk
Analisis aspek produk terhadap risiko-risikonya, adalah sebagai berikut:
a.     Risiko terhadap daya saing produk yang sejenis/modelnya.
b.     Risiko karena ketinggalan teknologinya.
c.      Risiko karena penarikan kembali produk-produk yang ditawarkan dipasar karna kualitas yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
d.     Risiko karena adanya pemasok tidak mentaati komitmen yang mereka buat.
Agar risiko produk dapat dihilangkan, maka wirausaha harus dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.     Memeriksa proses produksi.
b.     Membuat produk yang dapat diidentifikasikan.
c.      Memberikan informasi kepada konsumen tentang keunggulan produk.
d.     Menindak lanjuti keluhan-keluhan para konsumen.
e.     Mengevaluasi para pemasok barang.
Tujuan wirausaha mengadakan pengembangan produknya, yaitu:
a.     Memenangkan persaingan produk.
b.     Memenuhi kebosanan konsumen terhadap produk.
c.      Mencegah kebosanan konsumen terhadap produk.
d.     Meningkatkan jumlah penjualan terhadap konsumen.
e.     Mendayagunakan sumber-sumber produksi.
5.   Analisis Aspek Pelanggan
Analisis aspek pelanggan terhadap perubahan perilaku pelanggan, yaitu:
a.     Wirausaha harus waspada atas sikap pelanggan terhadap respon produk yang akan dibeli;
b.     Adanya pengembalian pembelian produk oleh pelanggan akan meningkat;
c.      Adanya penjualan produk kepada pelanggan merupakan bukti keberhasilan usaha;
d.     Wirausaha harus memeriksa, apakah ada penurunan dalam penjualan produk;
e.     Wirausaha harus menambah kontak dengan para pelanggan baru;
f.       Wirausaha harus cepat mengambil tindakan untuk mengembalikan situasi negatif (kecenderungan penurunan penjualan produk/jasa).
Wirausahawan diharapkan berusaha meminta kepada para pelanggan yang merasa puas atas produknya, agar mereka dapat merekomendasikan produk/jasanya kepada orang lain/kepada orang yang mempergunakan jenis produk yang sama.
6.   Analisis Aspek Pesaing
Strategi yang dipakai wirausaha untuk memenangkan persaingan pasar, di antaranya:
a.     Kualitas produk yang memuaskan konsumen;
b.     Pelayanan terhadap konsumen;
c.      Harga produk yang disukai konsumen.
Unsur yang penting dalam aspek persaingan yaitu:
a.     Harus memusatkan kegiatannya pada segi-segi yang tidak mungkin dilakukan oleh para pesaing;
b.     Harus dapat menyesuaikan desain produk;
c.      Strategi pemasaran (penentuan harga dalam memenangkan persaingan).
7.   Analisis Aspek Bahan Baku/Bahan Produksi
Dalam menganalisis aspek bahan baku/bahan produksi wirausaha harus mempertimbangkan:
a.     Tersedianya bahan baku secara kontinue;
b.     Sifat bahan baku yang dihasilkan;
c.      Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku produksi;
d.     Tenaga kerja yang ada hubungannya dengan bahan baku produksi.
8.   Analisis Aspek Pemasaran
Unsur-unsur analisis aspek pemasaran:
a.     Strategi bersaing yang diterapkan;
b.     Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran;
c.      Segmentasi pasar dan posisi produk di pasar;
d.     Nilai penjualan produk di pasar;
e.     Market share yang dikuasai perusahaan.
Hasil analisis yang menjadi pemicu dalam risiko aspek pemasaran, yaitu;
a.     Adanya kinerja produk yang rendah;
b.     Adanya kegagalan dalam mengembangkan produk;
c.      Adanya perang harga produk di pasar;
d.     Adanya perubahan permintaan terhadap produk di pasar;
e.     Adanya masalah distribusi produk yang tidak lancar;
f.       Adanya promosi produk yang kurang efektif;
g.     Adanya pemalsuan merek produk;
h.     Adanya kebijakan pemerintah yang tidak tepat di dalam dunia usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar