Selasa, 10 Desember 2013

Bab 3 Mendirikan Usaha Kecil



Bab 3 Mendirikan Usaha Kecil
A.  Karakteristik Usaha Kecil
Definisi usaha kecil secara umum, yaitu suatu bentuk usaha yang tidak bergantung kepada pemilik dan manajemennya serta tidak mendominasi pasar di tempat usaha tersebut berada. Adapun karakteristik usaha kecil secara umum, yaitu sebagai berikut:
1.     Tidak ada pembagaian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.
2.     Cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri.
3.     Sebagian besar usaha kecil tidak memiliki status badan hukum.
4.     Sebagian besar usaha kecil bergerak dalam bidang industri kecil rumah tangga.
Bidang-bidang usaha kecil yang banyak diminati, antara lain sebagai berikut:
1.     Usaha bidang jasa;
2.     Usaha bidang perdagangan eceran;
3.     Bidang usaha grosiran.

B.  Memulai Usaha Kecil
Usaha dapat dimulai dengan membeli yang perusahaan telah ada dan sedang beroperasi atau dengan mendirikan usaha baru. Memulai usaha dengan mendirikan usaha baru memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan membeli perusahaan yang sudah ada.
            Memulai usaha baru, sebaiknya tidak dilakukan dengan meniru produk perusahaan lain, tetapi harus didasarkan atas ide cemerlang untu menciptakan produk yang berkualitas dan dapat menarik konsumen.  Oleh karena itu, diperlukan kreativitas yang inovatif sebagai dasar memulai usaha. Kreativitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kreativitas eksternal dan kreativitas internal.
1.  Perencanaan Perusahaan
Secara umum, rencana usaha berisi hal-hal berikut:
a.     Uraian singkat mengenai kegiatan usaha dan keterangan terperinci mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
b.     Analisis pasar, di antaranya menguraikan tentang lokasi, lambang, iklan, dan alat peraga yang digunakan.
c.      Rencana operasi yang meliputi ramalan penjualan, proyeksi keuangan, prosedur akuntansi, dan persyaratan sumber daya manusia yang akan digunakan.
d.     Rencana permodalan lengka yang menerangkan jumlah uang pemilik yang diinvestikan dalam kegiatan usaha.
e.     Keterangan mengenai pengalaman dan keahlian pemilik perusahaan.
2.  Pembiayan Modal
Modal usaha kecil dapat diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya adalah:
a.  Investasi Pribadi Pemilik
Hampir semua usaha kecil didirikan dengan modal pribadi pemiliknya.
b.  Investasi Keluarga atau Teman Dekat
Selain modal pribadi pemilik, modal usaha kecil dapat juga diperoleh dari investasi keluarga atau teman dekat yang ingin bersama-sama mendirikan usaha.
c.   Pinjaman
Pinjaman untuk modal usaha dapat diperoleh dari pinjaman antarpribadi, bank, atau lembaga keuangan lain.
3.  Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran, dilakukan kegiatan-kegiatan:
a.     Meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search);
b.     Menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen;
c.      Menentukan tingkat harga (price);
d.     Mempromosikan produk agar dikenal konsumen (promotion);
e.     Mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place).
Prinsip yang menjadi dasar pemasaran, yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan (costumer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus pemasaran.
Sebelum pemasaran dilakukan, perlu disusun perencanaan pemasaran. Kegiatan perencanaan pemasaran untuk usaha baru dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a.  Menentukan Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
Kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat diketahui dengan melakukan penelitian atau pasar.
b.  Memilih Pasaran Sasaran Khusus
Setelah kebutuhan dan keinginan konsumen diketahui, selanjutnya ditentukan pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu pasar individual (individual market), pasar khusus (niche market), dan segmentasi pasar (market segmentation).
c.   Menempatkan Strategi Pasar
Pemilihan strategi pemasaran yang akan digunakan bergantung pada keadaan lingkungan pasar.
d.  Memilih Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dapat dibuat dengan melakukan bauran pemasaran (marketing mix) terhadap probe/search, product, price, place, dan promotion.
4.  Penyelenggaraan Fungsi Akuntansi
a.  Pengertian Akuntansi dan Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Informasi Akuntansi
Akuntansi adalah proses penghimpunan, pencatatan, klasifikasian, pelaporan, dan penganalisisan aktivitas keuangan.
      Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain:
1.     Pemilik perusahaan
2.     Manajer atau pimpinan
3.     Investor
4.     Kreditor
5.     Masyarakat berkepntingan terhadap informasi keuangan perusahaan
6.     Pemerintah berkepentingan terhadap informasi keuangan perusahaan
b.  Prosedur Akuntansi Dasar
Pencatatan akuntansi didasarkan atas tiga unsur akuntansi yaitu aktiva/harta, kewajiban/utang, dan modal. Hubungan ketiga unsur akuntansi tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi, yaitu: AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
c.   Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
1.     Laporan laba/rugi
Laporan laba/rugi merupakan laporan yang sistematis mengenai penghasilan, beban, dan laba/rugi perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk single step dan multiple step.
2.     Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi informasi mengenai modal awal, laba/rugi perusahaan, pengambilan pribadi pemilik, dan modal akhir yang dimilik perusahaan.
3.     Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis mengenai aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada periode tertentu.
4.     Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan sistematis mengenai perubahan kas akibat penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu.
C.  Kelebihan dan Kekurangan Usaha Kecil
1.  Kelebihan Usaha Kecil
Kelebihan usaha kecil diantaranya :
a.     Fleksibel
b.     Lebih efisien dalam pengoperasian
c.      Pelayanannya akrab
2.  Kekurangan Usaha Kecil
Kekurangan usaha kecil diantaranya:
a.     Keterbatasan kecakapan manajerial
b.     Kesulitan mengembangkan dana
D.Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil
Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan usaha kecil diantaranya keuletan dan kerja keras serta peningkatan permintaan.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan usaha kecil:
1.     Pasar terlalu padat karena banyak perusahaan yang sejenis;
2.     Tidak ada pembeli;
3.     Sulit melakukan perubahan;
4.     Kurang pengetahuan;
5.     Kekurangan modal
6.     Tingkat bunga yang tinggi;
7.     Tidak memiliki rencana perusahaan yang matang.
E.  Bentuk-Bentuk Perusahaan Untuk Usaha Kecil
bentuk perusahaan untuk jenis usaha kecil diantaranya, usaha mandiri dan usaha bersama (partnership).
F.   Peran Usaha Kecil dalam Perekonomian
Peran usaha kecil tersebut diantaranya:
a.     Menciptakan lapangan kerja;
b.     Meningkatkan kualitas hidup;
c.      Meningkatkan pemerataan pendapatan;
d.     Memanfaatkan dan menyalurkan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas nasional;
e.     Meningkatkan kesejahteraan pemerintahan melalui program pemerintah, misalnya dalam bentuk pajak;
f.       Mendorong pembuatan produk yang inovatif;
g.     Mendukung kegiatan usaha perusahaan besar.
G.Proposal Pendirian Usaha Kecil
Dalam proposal usaha diuraikan setip aspek yang berkaitan dengan usaha, seperti langkah awal memulai usaha, pemasaran, penelitian dan pengembangan, manajemen, risiko usaha, keuangan, dan pelaksanaan usaha.

Minggu, 08 Desember 2013

Bab 2 Menghitung Risiko Usaha



Bab 2
Menghitung Risiko Usaha
A.  Pengertian Risiko
Risiko adalah sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga atau yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan kejadian yang merugikan.
      Dari pemahaman tentang risiko, bahwa setiap pengusaha dalam pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan perilaku, yaitu sebagai berikut:
1.     Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri
2.     Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi
3.     Pengetahuan  realistik mengenai kemampuan diri sendiri
Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi besar kecilnya suatu risiko, diantaranya sebagai berikut:
1.     Eksposur, yaitu berkaitan dengan peluang
2.     Waktu, yaitu berkaitan dengan jarak atau waktu tempuh
3.     Rentan, yaitu berkaitan dengan tahan lama suatu barang

B.   Macam-Macam Risiko
Pengelompokan berbagai risiko dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:
1.   Risiko Berdasarkan Akibat yang Ditimbulkan
a.     Risiko spekulatif, yaitu jenis risiko yang akibatnya selain merugikan dapat juga memberi keuntungan.
b.     Risiko murni, yaitu jenis risiko yang akibatnya hanya mendatangkan kerugian dan terjadinya risiko tersebut tanpa disengaja.
c.      Risiko fundamental, yaitu jenis risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderitapun cukup banyak.
2.   Risiko Berdasarkan Penyebabnya
a.     Risiko keuangan, yaitu jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan.
b.     Risiko opersional, yaitu jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional, seperti faktor manusia, teknologi, dan alam.
3.   Risiko Berdasarkan Sumbernya
a.     Risiko Internal, yaitu jenis risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
b.     Risiko eksternal, yaitu jenis risiko yang berasal dari luar perusahaan.
Dari berbagai macam risiko tersebut, ada beberapa kelompok risiko yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1.   Risiko Teknis
Risiko ini dapat terjadi sebagai akibat kekurangmampuan seorang manajer atau wirausaha dalam mengambil suatu keputusan.
2.   Risiko Pasar/Pesaing
Risiko ini terjadi sebagai akibat produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ternyata kurang laku, bahkan tidak laku dipasar. Produk yang tidak laku tersebut karena telah kuno (absolensence), dan seorang manajer tidak mengikuti perubahan selera dan keinginan konsumen sehingga dapat terjadi kerugian yang terjadi terus menerus dan penerimaan (revenue) yang diperoleh pun akan terus menurun.
3.   Risiko Kredit
Risiko ini terjadi sebagai akibat dari debitor tidak membayar pinjaman sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Ketidaktepatan janji yang telah disepakati antara kreditor dan debitor, akan mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan bank (kreditor) terhadap debitor sehingga dikemudian hari akan sulit untuk mendapatkan modal pinjaman kembali.
4.   Risiko Alam
Risiko ini terjadi di luar kendali atau pengetahuan setiap orang sebagai akibat ketidakpastian. Namun, risiko ini kemuungkinan untuk terjadinya kecil sehingga dianggap tidak ada.
Adapun setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah risiko. Akibatnya, muncullah teori yang menjelaskan sikap setiap orang terhadap risiko (utility theory), yaitu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.     Kelompok orang yang tidak senang akan risiko (risk avert).
2.     Kelompok orang yang tidak berpengaruh apapun dengan adanya risiko (indifferent to risk).
3.     Kelompok orang yang senang menghadapi risiko (risk taker).

C.   Identifikasi Risiko
Penanganan setiap risiko harus dimulai dengan mengidentifikasi risiko-risiko yang selalu dihadapi perusahaan atau sebuah usaha.
Adapun cara mengidentifikasi risiko di dalam perusahaan, yang pertama perlu dipahami, yaitu sebagai berikut:
1.   Tempat
Risiko dapat diidentifikasi di empat tempat utama dalam perusahaan yaitu:
a.     Barang (bahan baku yang digunakan sebagai input produksi);
b.     Orang (sumber daya yang mengelola untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dituntut oleh perusahaan);
c.      Uang (kebutuhan untuk membayar kewajiban-kewajiban);
d.     Prosedur (aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan).
2.   Kejadian
Kejadian pada barang yang merugikan dapat berupa hilang, rusak, tidak sesuai, usang, atau tidak berkualitas. Pada orang-orang risikonya seperti sakit, cedera, meninggal, keluar, mogok dan demo. Adapun pada uang, dapat hilang, dicuri, diselewengkan, tidak tertagih, dan berubah nilainya. Untuk yang terakhir, yaitu prosedur adanya kesalahan atau telah usang.
3.   Penyebab
Macam-macam penyebab terjadinya suatu kejadian:
a.     Manusia
b.     Alam
c.      Teknologi
d.     Aturan
e.     Pasar

D.  Analisis Risiko dalam Menjalankan Usaha
Analisis risiko dalam menjalankan usaha meliputi:
1.   Analisis Aspek Keuangan (Finansial)
Modal/aspek keuangan pada hakekatnya merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha, sedangkan salah satu kunci keberhasilan usaha bukan terletak pada banyaknya modal, tetapi jumlah modal yang tepat dan penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu, jumlah modal yang dibutuhkan harus sesuai dengan hal-hal berikut:
a.     Tingkat keuntungan yang diperoleh.
b.     Kemampuan mengembalikan pokok utang dan bunga.
c.      Potensi pasar dan konsumen.
d.     Selaras dengan penggunaan uang (modal) itu sendiri.
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis keuangan, yaitu:
a.     Melakukan analisis kepekaan (sensitivity analysis);
b.     Menghitung biaya modal investasi dan modal kerja;
c.      Menghitung biaya operasi;
d.     Menghitung proyeksi pendapatan;
e.     Membuat modal aliran dana (cash flow);
f.       Menentukan kriteria keekonomian suatu proyek, melalui:
1)    Nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV)
2)    Laju pengembalian internal (Internal Rate of Return/IRR)
3)    Periode pengembalian (payback period)
Adapun risiko-risiko usaha dalam aspek keuangan, yaitu:
a.     Adanya biaya produksi yang berlebihan;
b.     Adanya biaya perusahaan yang berlebihan;
c.      Adanya utang perusahaan yang besar;
d.     Adanya pinjaman yang berlebihan;
e.     Adanya suku bunga valuta asing dan risiko komoditas.
2.   Analisis Aspek Risiko Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis risiko sumber daya manusia meliputi:
a.     Risiko eksekutif puncak dengan pekerja inti dalam perusahaan;
b.     Risiko dalam hubungan industri dan perselisihannya;
c.      Risiko para karyawan perusahaan;
d.     Risiko tidak beretika di dalam bekerja dan cara berbisnis.
3.   Analisis Aspek Potensi Pasar
Riset aspek pasar adalah pengumpulan, pencatatan analisis secara sisitematis atas informasi yang berkaitan dengan pasaran produk potensi pasar.
Manfaat riset pasar bagi seorang wirausaha diantaranya:
a.     Mengenali persoalan pada potensi pasar
b.     Memperoleh informasi dan fakta tentang potensi pasar;
c.      Mengenali lebih jauh tentang potensi pasar;
d.     Mengurangi resiko usaha/bisnis.
4.   Analisis Aspek Produk
Analisis aspek produk terhadap risiko-risikonya, adalah sebagai berikut:
a.     Risiko terhadap daya saing produk yang sejenis/modelnya.
b.     Risiko karena ketinggalan teknologinya.
c.      Risiko karena penarikan kembali produk-produk yang ditawarkan dipasar karna kualitas yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
d.     Risiko karena adanya pemasok tidak mentaati komitmen yang mereka buat.
Agar risiko produk dapat dihilangkan, maka wirausaha harus dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.     Memeriksa proses produksi.
b.     Membuat produk yang dapat diidentifikasikan.
c.      Memberikan informasi kepada konsumen tentang keunggulan produk.
d.     Menindak lanjuti keluhan-keluhan para konsumen.
e.     Mengevaluasi para pemasok barang.
Tujuan wirausaha mengadakan pengembangan produknya, yaitu:
a.     Memenangkan persaingan produk.
b.     Memenuhi kebosanan konsumen terhadap produk.
c.      Mencegah kebosanan konsumen terhadap produk.
d.     Meningkatkan jumlah penjualan terhadap konsumen.
e.     Mendayagunakan sumber-sumber produksi.
5.   Analisis Aspek Pelanggan
Analisis aspek pelanggan terhadap perubahan perilaku pelanggan, yaitu:
a.     Wirausaha harus waspada atas sikap pelanggan terhadap respon produk yang akan dibeli;
b.     Adanya pengembalian pembelian produk oleh pelanggan akan meningkat;
c.      Adanya penjualan produk kepada pelanggan merupakan bukti keberhasilan usaha;
d.     Wirausaha harus memeriksa, apakah ada penurunan dalam penjualan produk;
e.     Wirausaha harus menambah kontak dengan para pelanggan baru;
f.       Wirausaha harus cepat mengambil tindakan untuk mengembalikan situasi negatif (kecenderungan penurunan penjualan produk/jasa).
Wirausahawan diharapkan berusaha meminta kepada para pelanggan yang merasa puas atas produknya, agar mereka dapat merekomendasikan produk/jasanya kepada orang lain/kepada orang yang mempergunakan jenis produk yang sama.
6.   Analisis Aspek Pesaing
Strategi yang dipakai wirausaha untuk memenangkan persaingan pasar, di antaranya:
a.     Kualitas produk yang memuaskan konsumen;
b.     Pelayanan terhadap konsumen;
c.      Harga produk yang disukai konsumen.
Unsur yang penting dalam aspek persaingan yaitu:
a.     Harus memusatkan kegiatannya pada segi-segi yang tidak mungkin dilakukan oleh para pesaing;
b.     Harus dapat menyesuaikan desain produk;
c.      Strategi pemasaran (penentuan harga dalam memenangkan persaingan).
7.   Analisis Aspek Bahan Baku/Bahan Produksi
Dalam menganalisis aspek bahan baku/bahan produksi wirausaha harus mempertimbangkan:
a.     Tersedianya bahan baku secara kontinue;
b.     Sifat bahan baku yang dihasilkan;
c.      Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku produksi;
d.     Tenaga kerja yang ada hubungannya dengan bahan baku produksi.
8.   Analisis Aspek Pemasaran
Unsur-unsur analisis aspek pemasaran:
a.     Strategi bersaing yang diterapkan;
b.     Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran;
c.      Segmentasi pasar dan posisi produk di pasar;
d.     Nilai penjualan produk di pasar;
e.     Market share yang dikuasai perusahaan.
Hasil analisis yang menjadi pemicu dalam risiko aspek pemasaran, yaitu;
a.     Adanya kinerja produk yang rendah;
b.     Adanya kegagalan dalam mengembangkan produk;
c.      Adanya perang harga produk di pasar;
d.     Adanya perubahan permintaan terhadap produk di pasar;
e.     Adanya masalah distribusi produk yang tidak lancar;
f.       Adanya promosi produk yang kurang efektif;
g.     Adanya pemalsuan merek produk;
h.     Adanya kebijakan pemerintah yang tidak tepat di dalam dunia usaha.